Artikel yang panjang lebih baik untuk SEO, benarkah?
Banyak orang yang baru memulai ngeblog , biasanya mereka menulis artikel pendek secara rutin setiap hari demi mengejar cita-citanya agar bisa passive income dari sebuah blog. Sayangnya sekumpulan artikel pendek umumnya tidak akan lebih baik dari kompetitor anda yang fokus menulis artikel panjang dan tentunya sudah berpengalaman.
Anda merasa menulis artikel dengan panjang 500 kata sudah maksimal padahal kompetitor anda biasa menulis hingga 1000 kata lebih itulah sebabnya situs anda tidak akan pernah bisa menggeser peringkat situs kompetitor , kalaupun bisa itu hanyalah efek honeymoon yang terjadi dalam waktu singkat
Selama bertahun-tahun para ahli SEO telah menunjukkan berbagai studi bahwa artikel yang panjang cenderung muncul dihalaman pertama google. Ini adalah salah satu contoh studi dari serpIQ yang menunjukkan artikel dengan panjang hingga 2000kata lebih sering muncul dihalaman pertama google ( untuk persaingan tingkat global saya yakin kompetitor anda bukan orang sembarangan yang mau membuang waktu untuk menulis banyak artikel dangkal)
Sementara untuk persaingan nasional (konten yang dibatasi pada target bahasa tertentu misal indonesia) masih banyak tempat bagi halaman dengan konten pendek muncul dihasil pencarian teratas.
Tapi saya yakin seiring berjalannya waktu dan kesadaran webmaster, mereka akan mulai meningkatkan kualitas konten dengan menambah beberapa paragraf didalam artikel mereka.
Sekarang masalahnya adalah apakah pengunjung mau membaca konten anda yang panjang ? indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara dengan minat pembaca terendah. Situs seperti youtube menempati peringkat ke-2 sementara google yang hasil pencariannya berupa web menempati peringkat ke-7 sebagai situs yang paling sering dikunjungi di indonesia versi alexa
Sebagai penulis, akan mulai muncul pertentangan dalam diri anda, jika menulis artikel terlalu pendek mungkin diabaikan oleh google dengan alasan konten milik kompetitor lebih lengkap , tapi jika menulis artikel panjang mungkin pengunjung tidak akan mau membaca semuanya karena kebanyakan orang membutuhkan informasi yang instant dan tidak bertele-tele
Kabar baiknya adalah google mulai menyadari bahwa jumlah kata yang banyak dan kepadatan kata kunci (keyword density) bukanlah metrik yang tepat untuk menentukan relevansi. Orang-orang mulai khawatir menghabiskan banyak waktu hanya untuk membaca artikel yang isinya basa-basi.
Orang juga tidak peduli apakah artikel anda panjang atau pendek karena apa yang mereka cari adalah informasi yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan masalah mereka
Oleh sebab itu di bandingkan anda berfokus pada penulisan artikel yang panjang dan terlalu memperhatikan komposisi keyword alangkah lebih baik kalau anda fokus pada pengalaman pembaca.
MOZ sebagai agensi SEO terkemuka telah berkali-kali membuat statement SEO yang berbeda, awalnya mereka mengklaim bahwa penggunaan kata kunci didalam artikel itu penting namun baru-baru ini mereka melaporkan bahwa faktor klasifikasi kata kunci ternyata tidak mempengaruhi pengalaman pembaca
Sekarang ini untuk menentukan kualitas artikel, google melihatnya dari pengalaman pengguna , mana halaman dengan pengalaman pembaca yang luar biasa (durasi kunjungan lama) dan mana halaman dengan pengalaman pembaca buruk (kunjungan singkat) .
Baca juga : Cara menghindari hukuman google panda
Oleh sebab itu meskipun anda menulis artikel yang panjang tetapi kalau manfaat yang diberikan kepada pembaca sedikit maka google tidak akan menganggap artikel anda bagus. Bahkan sering kali artikel panjang yang memberikan sedikit manfaat diabaikan dari hasil penelusuran
Menulis artikel yang panjang tidak bisa asal menulis , setiap kata harus di optimalkan untuk meningkatkan pengalaman pembaca yang baik dan tentunya anda harus menghindari pembahasan konten yang tidak benar-benar di inginkan oleh pembaca anda.
Untungnya , pekerjaan sebagai penulis telah menjadi aktivitas sehari-hari bagi para blogger jadi saya kira hal tersebut tidak akan sulit.
Pada postingan kali ini saya akan memberikan tips bagaimana mengoptimalkan interaksi pembaca dengan konten dan bagaimana memaksimalkan efektivitas sebuah artikel agar bukan hanya panjang namun sia-sia tapi panjang yang mengandung banyak informasi berharga
Berapa lama konten anda mampu bertahan?
Google selalu memperhatikan kualitas konten diatas segalanya , menulis konten yang panjang akan terasa membuang waktu apabila sifatnya untuk sesaat. Beberapa perusahaan dan blogger professional lebih fokus memproduksi konten yang terus di cari selama bertahun-tahun (kita sebut evergreen).
Konten yang mampu bertahan lama karena eksistensinya di mesin pencari akan terus mengalirkan keuntungan dan usaha yang anda curahkan untuk membuatnya akan terasa manis.💖
Sekarang pertanyaan selanjutnya adalah, apakah konten yang panjang pasti lebih baik?
Untuk beberapa situs seperti halnya wikipedia atau pustaka online, semakin panjang konten mereka semakin bagus , tetapi jujur ketika mencari informasi di internet saya paling malas kalau harus membaca konten yang panjang karena keterbatasan waktu bahkan meskipun saya ingin membacanya.
Ternyata orang-orang memiliki perilaku yang sama dengan saya ketika mereka sedang mencari informasi di google
Chartbeat (perusahaan content analytics di AS) telah melakukan penelitian untuk melihat sejauh mana orang-orang mau membaca artikel di situs mereka, hasilnya kebanyakan orang hanya membaca setengahnya saja padahal mereka adalah pakar spesialis konten jadi bisa anda bayangkan pasti konten mereka sangat bagus baik dari segi isi maupun tata bahasa
Ketika saya bangga karena telah menulis artikel tentang " 200+ faktor SEO yang menentukan peringkat " orang-orang tidak akan membaca semuanya sampai akhir. Mereka cenderung menutup tab halaman sebelum mencapai bagian akhir.
Tentu saja artikel anda akan terlihat lebih hebat dari pada yang lain namun jika seseorang tidak membacanya sampai selesai karena malas/tidak punya waktu, apakah google akan menganggap artikel anda relevan? ini masih menjadi perdebatan sampai sekarang
Artikel yang ditulis secara panjang lebar kebanyakan isinya pasti lengkap dan mengandung banyak informasi tambahan yang mungkin tidak akan anda temui di situs lain, tetapi pembaca mungkin akan melewatkan informasi penting.
Menulis artikel yang terlalu panjang seperti mencari jarum didalam tumpukan jerami. Informasi yang dibutuhkan pengunjung sebenarnya ada dihalaman tersebut tetapi karena terlalu lama membaca akhirnya mereka kehilangan fokus dan melewatkan informasi penting. Kemudian mereka kecewa karena sudah meluangkan banyak waktu untuk mencari tetapi tidak berhasil menemukannya (tidak mungkin mereka akan mau mengulang membaca dari awal lagi)
Intinya , untuk meningkatkan pengalaman pembaca yang baik tidak harus dengan menulis artikel yang panjang. Tergantung pada topik dan latar belakang audiens anda. Menghabiskan banyak waktu untuk menulis artikel yang lebih panjang hanya membuat pengunjung merasa malas kemudian pergi , mereka terlalu sibuk dan tidak ingin menghabiskan banyak waktu untuk itu
Jadi , bagaimana anda tau bahwa artikel panjang anda tidak disukai oleh pengunjung ? mari kita lakukan pengamatan sederhana
Konten panjang vs konten rata-rata
Untuk website perusahaan kita hanya fokus membangun halaman utama seperti gambar , formulir , ajakan , deskripsi singkat dan video. Jadi untuk masalah konten seringkali berada pada prioritas terakhir
Sementara untuk website yang fokus membagikan informasi (bukan menargetkan pengunjung untuk melakukan action/membeli) maka panjang konten seringkali menjadi prioritas utama
Kita lihat situs jalantikus , kebanyakan artikelnya pendek dan sering kali ditulis dengan bahasa anak muda. Meski demikian pada setiap halaman mereka fokus menjelaskan inti pembahasan dengan sedikit kalimat pembuka
Kemudian kita lihat artikel dari backlinko dan neilpatel sering kali artikelnya sangat panjang dan minimal memuat hingga 20 gambar , artikel mereka berisi seputar panduan dan case study jadi orang-orang menyukainya karena memang bermanfaat/memberikan nilai yang berarti
Lalu kita coba mencari sesuatu di google , langsung arahkan kehalaman 5 kebawah maka anda akan menemukan beberapa artikel yang panjang tapi tidak muncul dihasil pencarian teratas. Coba anda perhatikan apakah artikel mereka fokus kepada pembahasan ? kebanyakan tentu saja tidak, kalau diperhatikan lagi seperti asal menulis yang penting panjang
Menulis artikel yang panjang hasilnya tidak selalu baik tapi menulis artikel yang pendek kemungkinan besar akan digeser oleh kompetitor , jadi mengapa tidak mengambil jumlah rata-rata ? jika anda terlanjur menulis artikel yang panjang silahkan hapus beberapa paragraf yang pembahasannya keluar dari topik utama.
Berapa panjang rata-rata artikel yang baik ? sekitar 1000-2000 kata
Membaca artikel di dekstop
Sebagian orang akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk membaca artikel yang panjang di perangkat dekstop. Tapi orang-orang justru tidak menyelesaikan artkel dengan konten yang sedang atau pendek karena berbagai alasan
Membaca artikel di dekstop membuat orang lebih fokus dan ketika mereka menemukan artikel pendek , mereka hanya membacanya sekilas kemudian pergi
Membaca artikel di smartphone
Pada perangkat ponsel , orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu untuk online jadi mereka tidak bisa membaca artikel yang panjang karena banyaknya gangguan, pengguna ponsel lebih suka membaca artikel yang pendek atau menengah.
Untuk artikel pendek akan dibaca sampai selesai hampir 2x lipat lebih banyak ketimbang menyelesaikan membaca artikel yang menengah
Statistik ini terlihat sangat menarik, tapi masih belum menjawab pertanyaan yang pasti apakah panjang konten mempengaruhi pengalaman pembaca?
Orang mengabaikan artikel pendek ketika menggunakan perangkat dekstop, sebaliknya orang mengabaikan artikel panjang ketika menggunakan perangkat smartphone, jadi itu sifatnya relatif
Artikel pendek meningkatkan 80% pengalaman pembaca via smartphone sementara artikel dengan panjang rata-rata meningkatkan hampir 30% pengalaman bagi pengguna dekstop
Jadi, apakah menulis artikel yang panjang selalu lebih baik? tentu saja, tapi tidak menjamin meningkatkan pengalaman pengguna
Apa yang membuat pembahasan ini begitu menarik adalah bukan masalah panjang pendeknya konten yang anda tulis tapi bagaimana interaksi pembaca dengan konten tersebut , jika mereka pergi dengan segera maka itu akan memberikan signal kepada google bahwa halaman tersebut kurang relevan dan artikel tidak akan mendapat peringkat yang menguntungkan. Tapi memuaskan pembaca tidak harus selalu dengan konten yang panjang seperti yang anda tau , anda sendiri pasti malas untuk membaca konten yang panjang
Jadi, anda harus menyesuaikan dengan topik pembahasan apakah memang perlu untuk ditulis panjang atau cukup singkat saja. Faktor terpenting adalah membuat pembaca menyelesaikan satu artikel secara penuh, baik itu artikel panjang ataupun pendek
Kita harus berfikir bagaimana menahan pembaca agar tidak keluar dari halaman tersebut , cara blackhat seperti mematikan tombol back button agar pembaca tidak bisa kemana-mana sering digunakan oleh beberapa pemilik situs contohnya
Tapi saya sarankan agar tidak menggunakan cara yang licik seperti itu , karena hal tersebut hanya akan membuat marah pengunjung situs anda.
Anda bisa menarik pembaca dengan konten kreatif seperti video , animasi , grafik , frame juga pembahasan yang memicu rasa keingin tahuan, asal jangan sampai OOT (out off topic)
Selama bertahun-tahun para webmaster selalu percaya bahwa panjangnya artikel berkorelasi terhadap peringkat tertinggi dihalaman serp namun semua itu telah berubah. Google lebih mengutamakan konten yang dapat meningkatkan pengalaman pembaca. Dan saran seperti menulis artikel yang panjang hanyalah salah satu cara untuk menyajikan informasi yang lengkap untuk meningkatkan pengalaman pembaca
Google lebih fokus pada pengalaman pembaca , jadi .. apakah anda masih fokus terhadap backlink atau keyword density? sebaiknya lupakan dan mari kita tulis artikel yang membuat pembaca menyelesaikannya hingga akhir
Posting Komentar untuk "Artikel yang panjang lebih baik untuk SEO, benarkah?"
Posting Komentar
Artikel di blog ini bersumber dari pengalaman pribadi penulis, tulisan orang lain sebagai posting tamu maupun bayaran oleh sebab itu segala hak cipta baik kutipan dan gambar milik setiap orang yang merasa memilikinya